1. Kepiting

Kepiting adalah binatang anggota krustasea berkaki sepuluh dari infraordo Brachyura, yang dikenal mempunyai "ekor" yang sangat pendek (bahasa Yunani: brachy = pendek, ura = ekor), atau yang perutnya (abdomen) sama sekali tersembunyi di bawah dada (thorax). Tubuh kepiting dilindungi oleh cangkang yang sangat keras, tersusun dari kitin, dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Nama lain dari kepiting adalah Ketam.
Kepiting terdapat di semua samudra dunia. Ada pula kepiting air tawar dan darat, khususnya di wilayah-wilayah tropis. Rajungan adalah kepiting yang hidup di perairan laut dan jarang naik ke pantai, sedangkan yuyu adalah ketam penghuni perairan tawar (sungai dan danau). Kepiting beraneka ragam ukurannya, dari ketam kacang yang lebarnya hanya beberapa milimeter, hingga kepiting laba-laba Jepang dengan rentangan kaki hingga 4 m. Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki, sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak. Di hampir semua jenis kepiting, kecuali beberapa saja (misalnya, Raninoida) perutnya terlipat di bawah cephalothorax. Bagian mulut kepiting ditutupi oleh maxilliped yang rata, dan bagian depan dari carapace tidak membentuk sebuah rostrum yang panjang. Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih (phyllobranchiate), mirip dengan insang udang, namun dengan struktur yang berbeda.
Kepiting merupakan salah satu makanan laut yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Biasanya kepiting paling sering diolah dengan cara direbus maupun diberi tambahan saus seperti saus tiram, saus pedas manis maupun saus padang. Untuk tubuh sendiri, kepiting bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan tulang dan kekebalan tubuh, melindungi jantung, menjaga kesuburan, serta mencerdaskan otak.
Kepiting mengandung energi sebesar 151 kkal, protein 13,8 gr, karbohidrat 14,1 gr, lemak 3,8 gr, kalsium 210 mg, fosfor 250 mg, dan zat besi 1 mg. Selain itu, di dalam kepiting juga terkandung vitamin A sebanyak 200 IU, vitamin B1 0,05 mg dan vitamin C 0 mg.
2. Cumi-cumi

Cumi-cumi adalah kelompok hewan cephalopoda besar atau jenis moluska yang hidup di laut. Nama cephalopoda dalam bahasa Yunani berarti "kaki kepala", hal ini karena kakinya yang terpisah menjadi sejumlah tangan yang melingkari kepala. Seperti semua cephalopoda, cumi-cumi dipisahkan dengan memiliki kepala yang berbeda. Akson besar cumi-cumi ini memiliki diameter 1 mm. Cumi-cumi adalah salah satu hewan dalam golongan invertebrata (tidak bertulang belakang).
Semua cumi-cumi memiliki tubuh yang berbentuk pipa, kepala yang berkembang sempurna, dan 10 tangan yang panjang yang bermangkuk penghisap. Tangan-tangan ini berguna untuk menjerat mangsanya kemudian disobek menggunakan rahangnya yang kuat, mirip dengan paruh binatang. Cumi-cumi menghisap air melalui rongga pusat tubuhnya, rongga mantel, dan memaksanya keluar melalui suatu pembuluh yang lentur yang disebut dengan sifon. Sifon terletak tepat di belakang tangan. Oleh karena pancaran air yang mendorong cumi-cumi berenang mundur. Sirip cumi-cumi merupakan 2 perluasan mantel seperti cuping yang digunakan sebagai kemudi pergerakannya. Matanya tidak memiliki kelopak mata, namun tampak seperti mata manusia. Cumi-cumi mempunyai tiga jantung dan berdarah biru. Dua dari jantung mereka berlokasi dekat dengan masing-masing insangnya dan karena hal itu mereka dapat memompa oksigen ke bagian tubuh yang beristirahat dengan mudah. Cumi-cumi memiliki pokok sistem pernapasan senyawa tembaga, berbeda dengan manusia dimana manusia mempunyai pokok sistem pernapasan senyawa besi yang berakibat jika terlalu tertutup pada permukaan di mana terdapat air panas, cumi-cumi dapat mati dengan mudah karena lemas. Banyak cumi-cumi yang dapat mengubah warna tubuhnya dari coklat menjadi ungu, merah, atau kuning sebagai kamuflase agar terhindar dari ancaman pemangsanya.
Cumi mengandung senyawa omega 3 yang bagus untuk perkembangan otak dan syaraf. Cumi juga memiliki protein dan vitamin tertentu yang diklaim baik untuk membentuk hemoglobin dalam darah, memperkuat tulang, dan mensuplai kebutuhan protein dalam tubuh. Cumi juga menjadi primadona di bidang kuliner karena olahan cumi disukai oleh banyak kalangan, baik tua ataupun muda. Daging cumi aman dikonsumsi dan mudah diolah. Contoh masakan berbahan dasar cumi adalah calamari atau cumi goreng tepung, cumi asam manis, cumi hitam atau olahan cumi dengan tinta, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu saja, tinta cumi pun bisa dimanfaatkan untuk pewarna hitam pada masakan seperti pada mie hitam.
Cumi-cumi mengandung energi sebesar 75 kkal, protein 16,1 gr, karbohidrat 0,1 gr, lemak 0,7 gr, kalsium 32 mg, fosfor 200 mg, dan zat besi 1,8 mg. Selain itu, di dalam cumi-cumi juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,08 mg dan vitamin C 0 mg.
3. Kerang

Kerang adalah hewan air yang termasuk hewan bertubuh lunak (moluska). Dalam pengertian paling luas, kerang berarti semua moluska dengan sepasang cangkang (Bivalvia). Dengan pengertian ini, lebih tepat orang menyebutnya kerang-kerangan dan sepadan dengan arti clam yang dipakai di Amerika.

Kepiting adalah binatang anggota krustasea berkaki sepuluh dari infraordo Brachyura, yang dikenal mempunyai "ekor" yang sangat pendek (bahasa Yunani: brachy = pendek, ura = ekor), atau yang perutnya (abdomen) sama sekali tersembunyi di bawah dada (thorax). Tubuh kepiting dilindungi oleh cangkang yang sangat keras, tersusun dari kitin, dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Nama lain dari kepiting adalah Ketam.
Kepiting terdapat di semua samudra dunia. Ada pula kepiting air tawar dan darat, khususnya di wilayah-wilayah tropis. Rajungan adalah kepiting yang hidup di perairan laut dan jarang naik ke pantai, sedangkan yuyu adalah ketam penghuni perairan tawar (sungai dan danau). Kepiting beraneka ragam ukurannya, dari ketam kacang yang lebarnya hanya beberapa milimeter, hingga kepiting laba-laba Jepang dengan rentangan kaki hingga 4 m. Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki, sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak. Di hampir semua jenis kepiting, kecuali beberapa saja (misalnya, Raninoida) perutnya terlipat di bawah cephalothorax. Bagian mulut kepiting ditutupi oleh maxilliped yang rata, dan bagian depan dari carapace tidak membentuk sebuah rostrum yang panjang. Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih (phyllobranchiate), mirip dengan insang udang, namun dengan struktur yang berbeda.
Kepiting merupakan salah satu makanan laut yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Biasanya kepiting paling sering diolah dengan cara direbus maupun diberi tambahan saus seperti saus tiram, saus pedas manis maupun saus padang. Untuk tubuh sendiri, kepiting bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan tulang dan kekebalan tubuh, melindungi jantung, menjaga kesuburan, serta mencerdaskan otak.
Kepiting mengandung energi sebesar 151 kkal, protein 13,8 gr, karbohidrat 14,1 gr, lemak 3,8 gr, kalsium 210 mg, fosfor 250 mg, dan zat besi 1 mg. Selain itu, di dalam kepiting juga terkandung vitamin A sebanyak 200 IU, vitamin B1 0,05 mg dan vitamin C 0 mg.
2. Cumi-cumi

Cumi-cumi adalah kelompok hewan cephalopoda besar atau jenis moluska yang hidup di laut. Nama cephalopoda dalam bahasa Yunani berarti "kaki kepala", hal ini karena kakinya yang terpisah menjadi sejumlah tangan yang melingkari kepala. Seperti semua cephalopoda, cumi-cumi dipisahkan dengan memiliki kepala yang berbeda. Akson besar cumi-cumi ini memiliki diameter 1 mm. Cumi-cumi adalah salah satu hewan dalam golongan invertebrata (tidak bertulang belakang).
Semua cumi-cumi memiliki tubuh yang berbentuk pipa, kepala yang berkembang sempurna, dan 10 tangan yang panjang yang bermangkuk penghisap. Tangan-tangan ini berguna untuk menjerat mangsanya kemudian disobek menggunakan rahangnya yang kuat, mirip dengan paruh binatang. Cumi-cumi menghisap air melalui rongga pusat tubuhnya, rongga mantel, dan memaksanya keluar melalui suatu pembuluh yang lentur yang disebut dengan sifon. Sifon terletak tepat di belakang tangan. Oleh karena pancaran air yang mendorong cumi-cumi berenang mundur. Sirip cumi-cumi merupakan 2 perluasan mantel seperti cuping yang digunakan sebagai kemudi pergerakannya. Matanya tidak memiliki kelopak mata, namun tampak seperti mata manusia. Cumi-cumi mempunyai tiga jantung dan berdarah biru. Dua dari jantung mereka berlokasi dekat dengan masing-masing insangnya dan karena hal itu mereka dapat memompa oksigen ke bagian tubuh yang beristirahat dengan mudah. Cumi-cumi memiliki pokok sistem pernapasan senyawa tembaga, berbeda dengan manusia dimana manusia mempunyai pokok sistem pernapasan senyawa besi yang berakibat jika terlalu tertutup pada permukaan di mana terdapat air panas, cumi-cumi dapat mati dengan mudah karena lemas. Banyak cumi-cumi yang dapat mengubah warna tubuhnya dari coklat menjadi ungu, merah, atau kuning sebagai kamuflase agar terhindar dari ancaman pemangsanya.
Cumi mengandung senyawa omega 3 yang bagus untuk perkembangan otak dan syaraf. Cumi juga memiliki protein dan vitamin tertentu yang diklaim baik untuk membentuk hemoglobin dalam darah, memperkuat tulang, dan mensuplai kebutuhan protein dalam tubuh. Cumi juga menjadi primadona di bidang kuliner karena olahan cumi disukai oleh banyak kalangan, baik tua ataupun muda. Daging cumi aman dikonsumsi dan mudah diolah. Contoh masakan berbahan dasar cumi adalah calamari atau cumi goreng tepung, cumi asam manis, cumi hitam atau olahan cumi dengan tinta, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu saja, tinta cumi pun bisa dimanfaatkan untuk pewarna hitam pada masakan seperti pada mie hitam.
Cumi-cumi mengandung energi sebesar 75 kkal, protein 16,1 gr, karbohidrat 0,1 gr, lemak 0,7 gr, kalsium 32 mg, fosfor 200 mg, dan zat besi 1,8 mg. Selain itu, di dalam cumi-cumi juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,08 mg dan vitamin C 0 mg.
3. Kerang

Kerang adalah hewan air yang termasuk hewan bertubuh lunak (moluska). Dalam pengertian paling luas, kerang berarti semua moluska dengan sepasang cangkang (Bivalvia). Dengan pengertian ini, lebih tepat orang menyebutnya kerang-kerangan dan sepadan dengan arti clam yang dipakai di Amerika.
Komentar
Posting Komentar